Memutus Rantai Kekerasan Oknum Suporter Sepakbola Remaja melalui Layanan Bimbingan dan Konseling

Sepak bola Indonesia kembali berduka. Dikutip dari Tirto.Id, data Save Our Soccer menggambarkan sejak 1995, jumlah total suporter meninggal dari kompetisi sepakbola Indonesia adalah 27 orang. Mereka tewas dengan penyebab berbeda, dari terinjak-injak, jatuh dari kendaraan, dikeroyok massa, ditusuk benda tajam, ditembak, hingga jatuh dari tribun. Hampir 80 persen atau 58 orang tewas di antaranya terjadi pada periode 10 tahun terakhir ini (2018). Salah satu fenomena tersebut terjadi September 2018 silam, publik digemparkan dengan hilangnya nyawa seorang suporter salah satu klub sepak bola tanah air. Peristiwa tersebut terjadi saat dua klub sepakbola yang mempunyai rekam jejak kekerasan suporter sedang bertanding. Kedua klub tersebut mempunyai basis suporter yang cukup fanatik dan militan. Jadi, konflik antar keduanya baik fisik maupun non fisik dimungkinkan sulit untuk dihindarkan.

Memang sejatinya, siapapun yang akan melihat pertandingan kedua tim ini di stadion haruslah berhati-hati, menggunakan pengamanan yang lengkap, bahkan langkah yang lebih preventif yaitu menyaksikannya di layar kaca, tindakan tersebut mencegah timbulnya masalah kekerasan oknum suporter yang mengakibatkan kerugian baik untuk diri sendiri maupun klub. Kerugian tersebut seperti yang sedang dialami oleh salah satu klub sepak bola tanah air yaitu Persib Bandung.

Dikutip dari liputan6.com, Sanksi yang dijatuhkan komisi disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kepada Persib Bandung akibat perilaku oknum suporternya yaitu hukuman laga kandang terusir ke Kalimantan selama sisa musim 2018 dengan tanpa penonton dan laga kandang di Bandung tanpa penonton selama setengah musim pertama 2019. Selanjutnya untuk penonton/suporter, hukuman yang diberikan adalah sanksi berupa larangan untuk menyaksikan pertandingan Persib Bandung pada saat home maupun away serta pertandingan Liga 1 lainnya sejak putusan ini ditetapkan sampai pada setengah musim kompetisi 2019.

Lalu siapa pelaku kekerasan tersebut? Mengapa kekerasan dalam sepakbola di kalangan remaja masih terjadi? Siapa yang harus bertanggung jawab dan berbenah? Sebagai praktisi bimbingan dan konseling, apa yang bisa kita lakukan untuk turut menjadi solusi atas permasalahan ini dengan melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi kasus serupa? Baik, kita akan mencoba menjawab dan mengurai satu persatu.

Sejauh ini, Pelaku baru teridentifikasi delapan orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari liputan6.com, enam pelaku tambahan adalah A (21), SY (17), TD (17), AF (16), S (16) dan AP (15) dan masih kemungkinan bertambah mengingat kejadian di TKP begitu banyak orang. Para pelaku dijerat Pasal 170 ayat 1, 2, dan 3e Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pengeroyokan dan pemukulan terhadap suporter lain hingga tewas dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara, dan tersangka dihukum larangan menonton sepak bola di seluruh wilayah Republik Indonesia seumur hidup.

Tentu tindakan ini sangat disayangkan terjadi. Tindakan yang dilakukan remaja tersebut terjadi akibat rendahnya kemampuan berpikir remaja. Mengapa bisa dikatakan demikian? Karena pelaku yang beberapa adalah remaja tidak memperhitungkan konsekuensi yang akan ditimbulkan dari perilaku tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Wade dan Travis (2008) yaitu penyebab adanya kenakalan remaja (salah satunya kekerasan) terjadi karena rendahnya kemampuan berpikir siswa (remaja). Mereka tidak dapat mengambil keputusan secara tepat dalam hidup mereka, dalam arti tidak dapat menentukan bagaimana bersikap, dan berperilaku. Mereka tidak dapat memilih perilaku mana yang sebaiknya dilakukan, apakah perilaku tersebut bermanfaat atau sebaliknya, dan tidak menganalisa terlebih dahulu manfaat dari sebuah tindakan.

Penyebab selanjutnya adalah Fanatisme. Mengapa? karena fanatisme menurunkan fungsi kognitif sehingga menghasilkan perilaku brutal. Fanatisme yang dimaksud disini adalah faham yang menghasilkan sikap fanatik. Sudirwan (dalam Agriawan, 2016, hlm. 6) Fanatisme yaitu sebuah keadaan di mana seseorang atau kelompok yang menganut sebuah paham, baik politik, agama, kebudayaan atau yang lainnya dengan cara berlebihan (membabi buta) sehingga bersifat destruktif, bahkan cenderung menimbulkan perseteruan dan konflik serius bagi kelompok yang berbeda termasuk pandangan, ras, suku, agama. Dalam konteks ini fanatisme terhadap klub sepak bola idolanya. Pemujaan yang berlebihan kepada klub sepak bola idolanya mengakibatkan oknum suporter kurang memfungsikan akal budinya dengan baik sehingga menghasilkan perilaku yang fanatik salah satunya perilaku agresif. Asumsi tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Dhella A.D.D (2014) yang menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fanatisme terhadap klub dengan kecenderungan perilaku agresif pada suporter sepakbola. Semakin Fanatik seseorang semakin besar tingkat agresivitasnya.

Fanatisme yang menghasilkan tindakan kekerasan sejatinya bisa dicegah ketika remaja dapat berpikir lebih rasional dan logis, karena idealnya remaja sudah bisa berpikir rasional dan logis. Menurut Piaget  (dalam Santrock, 2003, hlm. 126) perkembangan kognitif remaja berada pada tahap operasional formal. Pada periode operasional formal, remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak, dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Soetjiningsih (2010, hlm. 54) mengatakan bahwa idealnya remaja mampu mengukur kemampuan diri, pengetahuan, tujuan serta langkah-langkah untuk mencapainya, juga merencanakan, membuat keputusan, dan memilih strategi atau alternatif pemecahan masalah.

Siklus kekerasan ini harus diputus, mengingat sudah memakan banyak kerugian yang ditimbulkan dan jika tidak ada solusi konkret, siklus tersebut diprediksi akan terus melingkar dan bersambung mengingat suporter sepakbola usia remaja secara kuantitas sangat banyak, apalagi suporter dari klub-klub besar yang berasal dari kota-kota besar yang mempunyai semangat kedaerahan yang tinggi, fanatik dan militan.

Kembali kepada kasus kekerasan diatas, sebagian pelaku adalah remaja usia sekolah. Didalam ranah pendidikan formal, sekolah mempunyai peran untuk mengembangkan potensi intelektual siswa yang juga menjadi salah satu domain kerja guru disekolah. Dalam ranah ini, salah satu pihak yang seharusnya memfasilitasi perkembangan intelektual secara khusus adalah guru Bimbingan dan Konseling (selanjutnya disingkat: BK) dimana layanan BK termasuk  bagian integral dari pendidikan (Kartadinata, 2011, hlm. 1). Seperti termaktub dalam Permendikbud 111 tahun 2014 pasal 2 menyebutkan bahwa layanan BK memiliki fungsi salah satunya memfasilitasi pertumbuhan, perkembangan dan pencegahan timbulnya masalah. Secara khusus memfasilitasi perkembangan intelektual agar bisa mengambil keputusan dan memecahkan masalah sehingga bersikap dan berperilaku benar dan konsekuen.

Sudah sepatutnya guru BK secara preventif memberikan layanan kepada siswa agar tidak melakukan kekerasan kepada suporter lain yang mengakibatkan hilangnya nyawa. Dalam kerangka kerja Bimbingan dan Konseling, komponen layanan yang berfungsi untuk pencegahan (preventif) yaitu layanan dasar. Layanan dasar dimaksudkan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya, salah satunya perkembangan intelektual. Karakteristik layanan dasar yaitu proses pemberian bantuan kepada semua siswa (for all) melalui kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.

Metode bimbingan yang diberikan dapat berupa (1) Metode mengajar yang mendorong remaja untuk aktif bertanya dan mengemukakan gagasan (2) Melakukan dialog, diskusi, atau curah pendapat (brain storming) dengan remaja, tentang masalah-masalah sosial, atau berbagai aspek kehidupan misalnya tentang kekerasan sepak bola dikalangan remaja tadi. Menurut Yusuf (2017, hlm. 196) Metode ini juga sebagai implikasi bimbingan yang merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan periode berpikir operasional formal remaja untuk memfasilitasi kebutuhan siswa mengoptimalkan perkembangan kognitifnya. Merujuk pada pendapat tersebut pendekatan pengajaran dan bimbingan yang dapat diupayakan adalah pendekatan bimbingan dan pengajaran yang berpusat pada siswa dimana peranan guru pada pendekatan ini lebih sebagai mediator dan fasilitator bagi siswa (Siregar & Nara, 2015, hlm. 41). Metode bimbingan dan pengajaran tersebut dapat berupa metode sokratik, metode belajar berbasis masalah, metode pembelajaran kontekstual dan lain-lain.  

Dengan pemberian strategi ini remaja diharapkan memahami secara komprehensif fenomena kekerasan oknum suporter sehingga dapat menghindari perilaku kekerasan tersebut. Pada beberapa remaja yang ikut komunitas resmi suporter dimungkinkan mengetahui dan menyadari akan hal ini sehingga bisa berperilaku kondusif, tetapi faktanya banyak juga diluar keanggotaan resmi komunitas yang tidak mempunyai kartu tanda anggota suporter dan mempunyai fanatisme yang sama atau bahkan melebihi pendukung resmi yang masuk kedalam komunitas suporter.

Untuk selanjutnya perlu dilakukan penelitian mengenai efektifitas metode-metode tadi  dalam menekan angka kekerasan oknum suporter sepakbola remaja. Penelitian yang aktual ini diharapkan dapat menjadi bagian solusi dari fenomena tersebut. Dengan demikian, layanan bimbingan dan konseling dapat menyumbang kontribusi signifikan dalam upaya memutus rantai kekerasan sepak bola di tanah air.

[Catatan: masa belajar dari rumah dapat menjadi salah peluang untuk kita mempersiapkan peserta didik sebelum Kembali kerutinitas sediakala]

Silmi Riasah Priyatna
November 2018

REFERENSI

Agriawan, D. (2016). Hubungan Fanatisme dengan Perilaku Agresi Suporter Sepak Bola. Skripsi Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. [Online]. Tersedia: http://eprints.umm.ac.id/34348/, Diakses 04 November 2018.

Hanifan, F. A. (2018). Provokasi di Medsos Bikin Suporter Indonesia Makin Agresif         Membunuh. [Online]. Tersedia:  https://tirto.id/provokasi-di-medsos-bikin-suporter-       indonesia-makin-agresif-membunuh-c2xD, Diakses 01 November 2018.

Kartadinata, S. (2011). Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling Sebagai Upaya  Pedagogis. Bandung: UPI PRESS.

Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pradigdo, B. G. (2018). Komdis PSSI Rilis Sanksi untuk Persib Setelah Tragedi Haringga Sirla. [Online]. Tersedia: https://www.liputan6.com/bola/read/3657232/komdis-pssi-rilis-         sanksi-untuk-persib-setelah-tragedi-haringga-sirla, Diakses 03 November 2018

Putri, D. A. D. (2014). [Online]. Hubungan Antara Fanatisme Terhadap Klub Dengan Kecenderungan Perilaku Agresif Pada Suporter Klub Sepak Bola Nonton Bareng Di Yogyakarta. Tersedia: Https://Www.Academia.Edu/11859751/, Diakses 01 November 2018.

Simbolon, H. (2018). Polisi Tangkap 6 Lagi Pelaku Pengeroyokan Haringga Sirla. [Online]. Tersedia: https://www.liputan6.com/news/read/3657532/polisi-tangkap-6-lagi-pelaku-pengeroyokan-haringga-sirla, Diakses : 02 November 2018

Santrock. J. W. (2003). Perkembangan Remaja edisi ke-enam. Jakarta: Erlangga.

Siregar, E. & Nara, H. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Galia Indonesia.

Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Yusuf, S. L. N. (2016). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
_____________. (2017). Bimbingan dan Konseling Perkembangan Suatu Pendekatan  Komprehensif. Bandung: Refika Aditama.
Wade, C., & Travis, C. (2008). Psikologi (jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Related Posts

1,133 Replies to “Memutus Rantai Kekerasan Oknum Suporter Sepakbola Remaja melalui Layanan Bimbingan dan Konseling”

  1. best canadian online pharmacy [url=https://certifiedcanadapills.pro/#]canadian pharmacy near me[/url] 77 canadian pharmacy

  2. tadalafil mexico price [url=https://tadalafil.trade/#]generic tadalafil 20mg canada[/url] generic tadalafil canada

  3. how much is doxycycline [url=http://doxycycline.forum/#]doxycycline buy online[/url] buy doxycycline hyclate 100mg without a rx

  4. buy doxycycline 100mg canada [url=https://doxycycline.forum/#]3626 doxycycline[/url] doxycycline 75 mg cost

  5. trusted canadian pharmacies [url=https://ordermedicationonline.pro/#]buy medication online[/url] aarp canadian pharmacy

  6. farmacia online envГ­o gratis [url=http://kamagraes.site/#]comprar kamagra en espana[/url] farmacia online madrid

  7. Аренда VPS и VDS сервера – Dedicated Server
    – Outline VPN, WireGuard VPN, IPsec VPN.
    – Быстрые серверы с NVMe.
    – Отлично подходит под GSA Search Engine Ranker
    – Автоматическая установка Windows – бесплатно
    – Почасовая оплата
    – Windows – 2012 R2, 2016, 2019, 2022 – бесплатно
    – FASTPANEL и HestiaCP – бесплатно
    – Управляйте серверами на лету.
    – Ubuntu, Debian, CentOS, Oracle 9 – бесплатно
    – Мгновенное развёртывание сервера в несколько кликов – бесплатно
    – Отлично подходит под XRumer + XEvil
    – Отлично подходит под Xneolinks
    – Для сервера сеть на скорости 1 Гбит!
    – Скорость порта подключения к сети интернет — 1000 Мбит/сек
    – Возможность арендовать сервер на 1 час или 1 сутки
    – Windows – 2022, 2019, 2016, 2012 R2
    – Круглосуточная техническая поддержка – бесплатно
    – Отлично подходит под A-Parser
    – Отлично подходит под CapMonster
    – Более 15 000 сервер уже в работе
    – Дата-центр в Москве и Амстердаме
    – Супер (аптайм, скорость, пинг, нагрузка)